PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PENYELESAIAN POTENSI KONFLIK PENDIRIAN RUMAH IBADAH: Pendirian Vihara dan Masjid di Banyumas
DOI:
https://doi.org/10.31969/alq.v21i1.214Abstract
Fokus penelitian ini adalah membahas persoalan mengapa masyarakat menolak atau menerima
pendirian sebuah rumah ibadah dengan alasan administrasi, teologis, dan sosiologis. Dengan
menggunakan metode deskriptif analisis terhadap data-data kualitatif, yang dikumpulkan melalui FGD,
wawancara, observasi, dan telaah dokumen, dalam penelitian ini diperoleh temuan sebagai berikut:
Pertama, bahwa pendirian rumah ibadah di Banyumas bukan saja bermuara pada persoalan perijinan
secara administratif, melainkan karena adanya faktor ideologis dan sosiologis. Kedua, bahwa alih fungsi
ruko menjadi Vihara Prajna Maitreya yang semula mendapat penolakan dari warga sekitar Kelurahan
Sokanegara dapat diselesaikan dengan pendekatan sosial budaya yang dilakukan oleh FKUB Kabupaten
Banyumas, Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, tokoh
budaya, dan pemerintah daerah. Ketiga, bahwa regulasi PBM No 8 dan 9 tahun 2006, dalam praktik di
daerah belum optimal dalam pelaksanaannya. Hal ini dapat diketahui bahwa, mayoritas rumah ibadah
terutama masjid belum menerapkan PBM tersebut.
Additional Files
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).