RELASI SOSIAL MAJELIS MUJAHIDIN DALAM KONSTELASI KEBANGSAAN
DOI:
https://doi.org/10.31969/alq.v22i1.281Abstract
Pasca reformasi 1998 di Indonesia, banyak bermunculan gerakan maupun pemikiran keagamaan yang memainkan peran dominan dalam isu-isu nasional, baik yang bercorak liberal, moderat sampai bercorak radikal.  Salah satu gerakan yang muncul adalah Majelis Mujahidin. Penelitian kualitatif deskriptif ini dilakukan dengan metode wawancara, dokumentasi dan observasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana latar belakang berdiri, (2) relasi dengan masyarakat dan (3) sikap dan pandangan Majelis Mujahidin dalam konstelasi kebangsaan. Hasil penelitian ini adalah: pertama, Majelis Mujahidin di deklarasikan pada penutupan konggres Mujahidin tanggal 7 Agustus 2000 di Yogyakarta. Majelis Mujahidin bersifat aliansi menginginkan penerapan syariat Islam pada lembaga negara Kedua, Majelis Mujahidin terbuka bekerja sama dengan kelompok agama ataupun tokoh-tokoh lain. Ketiga, Majelis Mujahidin memandang kontitusi yang benar adalah seperti dirumuskan pendiri bangsa dengan piagam jakarta di dalamnya. Menyikapi hal ini Majelis Mujahidin membuka cara-cara dialog dalam perjuangannya dengan menawarkan solusi pemecahannya.Additional Files
Published
2016-07-20
Issue
Section
Articles
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).












